SALAM
untuk para Railfans Indonesia! pecinta kereta api setia. Railfans mana
sih yang tidak kenal dengan kereta satu ini. Kereta yang pada masa kini
paling elite di Indonesia, long distance dengan jarak tempuh lebih dari
700 km dengan tujuan Jakarta-SurabayaPP. Dulu sih gerbong kereta ini
warna merah muda dipadukan dengan namanya sendiri dari "Bunga Anggrek"
yang ber ciri khas warna pink. Kali ini ber evolusi menjadi warna hijau
dengan sebutan "Go Green" yang dilambangkan dengan gambar daun yang
berwarna hijau. Kereta yang mempunyai ciri khas gerbong yang berbeda serta interior khusus dan juga mempunyai bogie jenis terbaik juga terbaru. ini
merupakan juga salah satu kereta favoritku. keren deh pokoknya!
KA Argo
Bromo Anggrek yang juga dikenal dengan KA JS 950 diluncurkan pada 31
Juli 1995 oleh mantan Presiden Soeharto. Rangkaian kereta dengan nomor KA 1 hingga KA 4 ini selalu didahulukan setiap perjalanannya. Kereta itu mulai dioperasikan
pada 24 September 1997. Angkutan dari Jakarta (Stasiun Gambir) menuju Surabaya (Stasiun Pasar
Turi) ini sempat diapresiasi sebagai penanda perkembangan teknologi
kereta api di Indonesia. Bahkan juga disebut sebagai embrio teknologi
nasional. Sebutan
Anggrek untuk menandai adanya variasi dari produk sebelumnya sehingga
eksterior kereta dipadukan warna pada bunga anggrek. Sedangkan kata
Bromo berasal dari nama salah satu gunung yang berada di wilayah Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.
Kereta api eksekutif ini mampu menempuh perjalanan sepanjang 725 kilometer dengan waktu tempuh sembilan jam melalui lintas utara. KA Argo Bromo Anggrek itu dengan kapasitas 400 kursi terdiri atas delapan rangkaian kereta api kelas eksekutif. Kereta hanya berhenti di Stasiun Pekalongan dan Semarang. Untuk mencegah guncangan, kereta api K9/ CL243 bolsterless ini menggunakan sistem suspensi ganda berupa conical rubber bounded dan air spring (pegas udara). Tidak hanya itu, ini juga dilengkapi vertical & horizontal shock absorber. Dengan banyaknya fasilitas yang ditawarkan kereta api ini, tidak heran banyak masyarakat yang memilih memanfaatkan kereta tersebut. Tapi Argo Anggrek kembali menjadi pembicaraan karena hal yang tragis. Pada Sabtu (2/10) kereta api Argo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya menabrak kereta api Senja Utama jurusan Semarang. Saat itu Kereta Senja Utama Semarang sengaja berhenti untuk memberi kesempatan Kereta Argo Bromo Anggrek melaju lebih dahulu.
Namun,
Argo Anggrek justru menabrak Senja Utama hingga gerbong belakang
keluar jalur. Akibatnya, gerbong 9, 8, dan 7 kereta api Senja Utama
ringsek. Sebanyak 36 penumpang tewas dan polisi menetapkan tersangka
yaitu masinis kereta Argo Bromo Anggrek. Masinis itu dinilai lalai
karena mengantuk. Pakar transportasi menilai buruknya transportasi kereta api di
Indonesia akibat kurangnya kepemimpinan. Ada 30 komite di kementerian
perekonomian. Tidak ada yang membuat eksekusi, kata Harun al Rasyid S
Lubis, Pakar Ilmu Transportasi ITB. Menurut Harun, pemerintah dan instansi terkait sebenarnya sudah tahu
petunjuk pelaksanaan dan rekomendasi pencegahan bencana transportasi.
Namun, peristiwa seperti pesawat jatuh, kapal tenggelam dan tabrakan
kereta menjadi penanda usang kebijakan yang ada tidak diterapkan sama
sekali. Ini menunjukkan ada manajemen yang salah. Semua pihak sebenanrya sudah
tahu apa yang harus mereka lakukan, namun tidak melaksanakannya. Oleh
karena itu, kita perlu kepemimpinan yang tegas. Sayangnya siapa yang
mau melakukannya, kata Harun lagi. Soal transportasi, teknologi Kereta Api Argo Bromo Anggrek timpang
dibandingkan negara lain. Jepang misalnya telah membangun kereta
tercepat di dunia yang bergerak secara magnetis di atas rel dengan
menyusuri jalur antara Tokyo dan Nagoya. Proyek ambisius ini memakan
biaya US$56 miliar (Rp545 triliun) hingga 2025. Meskipun
begitu, direktur eksekutif Institut Transparansi Kebijakan Arif Hidayat
mengatakan bahwa Indonesia masih punya kesempatan untuk mengejar
ketinggalan, walaupun butuh waktu dan biaya besar.
Salam Railfans! With :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar